Dalam sebuah pemberitaan media online, CNN Indonesia, (Jumat, 7/11),
pemerintah Amerika Serikat menawarkan bantuan kerjasama pengawasan laut
kepada pemerintah Indonesia. Hal tersebut bertujuan untuk meminimalisir
aksi pencurian ikan ilegal yang terjadi di laut Indonesia.
"Kami terbuka dengan (kerjamasama) di bidang maritim. Saya sudah bertemu
dengan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti dan akan
membicarakan lebih lanjut," ujar Duta Besar Amerika Serikat Robert Blake
di rumah dinasnya, Jakarta, Kamis (6/11) petang.
Blake menambahkan, sejauh ini sudah ada kerjasama yang dilakukan di
antaranya membantu melindungi area-area kelautan yang menjadi bagian
dari wilayah Indonesia. "Kerjasama terkait pengawasan laut, bagaimana
melindungi laut dari illegal fishing," ujar mantan asisten Menteri Luar
Negeri Amerika Serikat untuk urusan Asia Selatan dan Tengah ini.
Jika pemerintah setuju, Blake mengaku akan meminta bantuan dari Angkatan
Laut Amerika Serikat untuk turut memantau praktik pencurian ikan
ilegal. "Ada banyak yang akan bersinergi terutama soal militer,"
ujarnya.
Pernyataan Duta Besar AS yang mengatakan akan meminta keterlibatan Navy
AS untuk membantu pengawasan laut RI khususnya dalam memberantas illegal
fishing mendapat reaksi dan penolakan keras.
Salah satunya dari Direktur Indonesia Maritime Institute (IMI), DR. Y.
Paonganan yang mengatakan bahwa pengawasan wilayah kedaulata RI adalah
kewenangan TNI AL dan urusan dalam negeri RI, tidak boleh ada negara
lain yang boleh ikut apalagi melibatakan kapal perangnya untuk menjaga
perairan kita. Hal ini menurut pakar maritim ini merupakan pelecehan,
seakan-akan bangsa ini tidak mampu mengawasi wilayah kedaulatannya.
"Bila mendapat tawaran seperti itu, sebaiknya Menteri Susi harus
menolaknya karena hal itu bertentangan dengan UUD dan prinsip-prinsi
bernegara, jangan seenaknya mengambil keputusan-keputusan yang
mencederai harga diri bangsa ini, apalagi dengan melibatkan angkatan
perang nagara lain untuk mengawasi periaran kita adalah sebuah langkah
yang sangat keliru bila hal itu terjadi," tegas Y Paonganan, dilansir RMOL, Senin (10/11).
Jika ingin memberantas illegal fishing, menurut Paonganan, banyak
hal yang bisa di lakukan, salah satunya dengan memperkuat armada kapal
TNI AL sehingga dapat memperketat wilayah-wilayah yang rawan pencurian
ikan. Dan illegal fishing terbesar terjadi bukan karena banyaknya kapal
pencuri ikan yang masuk ke perairan kita, tapi karena banyaknya illegal
license, dimana satu ijin bisa digunakan oleh puluhan bahkan ratusan
kapal.
"Banyak hasil tangkapan yang tidak terecord, karena kapal-kapal berijin
itu mengirim hasil tangkapan langsung ke luar negeri dengan transhipment
di tengah laut, selain itu mafia minyak yang juga orang kita sendiri
menjual minyak subsidi ditengah laut ke kapal-kapal ikan yang sedang
beroperasi, sehingga memberi peluang kapal-kapal itu tidak sandar di
pelabuhan-pelabuhan perikanan untuk mengisi BBM sambil melaporkan hasil
tangkapannya," ungkap Y Paonganan.
Ditegaskannya pula, hal-hal tersebutlah yang harus dibenahi menteri
Susi, jangan karena ingin sukses jadi menteri lantas membawa-bawa negara
asing untuk ikut mencampuri urusan dalam negeri kita dan menerima
tawaran negara lain mengawasi laut kita. Bila hal itu terjadi maka
nasionalisme Menteri Susi patut dipertanyakan.
Senada dengan itu, Anggota DPR Iskan Qolba Lubis juga menyatakan
kerjasama seperti itu dengan Amerika bertentangan dengan sistem
kedaulatan RI.
"Kerja sama Susi dg Amerika khusus polisi laut bertentangan dg system
kedaulatan RI," ujar Aleg PKS ini via akun twitternya @IskanQL.
0 comments:
Post a Comment